Tuesday 4 February 2020

Nanggroe Aceh Darussalam



Provinsi Nanggroe Aceh Darusslam memiliki beragam objek wisata baik alam maupun peninggalan sejarah dan budaya. objek ini tidak hanya dikenal dikalangan wisatawan lokal bahkan sebagian diantaranya telah cukup populer dimata wisatawan asing seperti Sabang yang kaya akna potensial Bahari dan Banda Aceh sebagai pusat peninggalan sejarah dan budaya.
Dibawah ini adalah beberapa Objek wisata alam dan budaya yang termasuk dalam kategori objek-objek andalan bagi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, khususnya untuk pengembangan objek dan daya tarik wisata dimasa yang akan datang.

Objek Wisata yang ada di Aceh:

1. Masjid Raya Baiturrahman
Masjid yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 ini telah menjadi ikon Aceh. Bangunan utama masjid berwarna putih dengan kubah hitam besar dikelilingi oleh tujuh menara. Kesan megah semakin terasa dengan adanya kolam besar dan pancuran air di bagian depan masjid yang mengingatkan pada Taj Mahal di India. Masjid ini menjadi tempat wisata religi di Aceh yang banyak dikunjungi karena keindahannya. Situs Huffington Post memasukkan Masjid Raya Baiturrahman ke dalam daftar 100 masjid terindah di dunia, bahkan Yahoo! menyebut masjid ini sebagai salah satu dari 10 masjid terindah di dunia. Hal ini tentu saja semakin membuat bangga warga Aceh dan Indonesia.
2. Pantai Lampuuk
Warga Aceh tak perlu merasa iri dengan Bali yang memiliki banyak pantai indah karena di Aceh juga terdapat banyak pantai dengan pemandangan menakjubkan. Salah satu tempat wisata pantai yang bisa diandalkan adalah Pantai Lampuuk. Pantai ini disebut juga sebagai Pantai Kuta di Aceh. Pantai Lampuuk memiliki garis pantai sepanjang 5 km dari selatan ke utara dengan pasir putih lembut dan tebing karang di ujung pantai. Banyak kegiatan yang bisa Anda lakukan di pantai ini mulai dari berselancar, berjemur, berenang dan juga bermain banana boat. Satu lagi kegiatan menarik yang bisa Anda lakukan di tempat wisata ini adalah melihat upaya pelestarian penyu. Anda bisa ikut melepas tukik ke laut lepas.
3. Pantai Lhoknga
Pantai Lhoknga berada tak jauh dari Pantai Lampuuk. Tempat wisata ini berjarak sekitar 20 km dari Banda Aceh. Di sini, Anda bisa bersantai di bawah pepohonan yang rindang atau bermain voli pantai di pasirnya yang luas dan landai. Cobalah berselancar di lautnya. Pantai Lhoknga memiliki ombak dengan ketinggian 1,5 – 2 meter.

4. Kuala Merisi
Kuala Merisi merupakan tempat yang tepat untuk menikmati pantai dengan suasana yang sepi dan tenang. Tempat wisata di Desa Ketapang, Kecamatan Krueng Sabee, ini memiliki garis pantai yang panjang dengan ombak kecil yang cocok untuk bermain air di tepian.

5. Sabang Pulau We
Sabang sangat terkenal dengan keindahan pantainya. seperti : 
Pantai Iboih merupakan salah satu destinasi wisata populer di Sabang yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang memikat, ditambah air laut yang jernih dengan gradasi kebiruan yang cantik.
Pantai  Anoi Itam dalam bahasa Aceh berarti pasir hitam. Asal pasir berwarna hitam di pantai ini kemungkinan berasal dari gunung berapi yang masih aktif di Pulau Weh. Dengan pasirnya yang hitam, pantai ini terlihat sangat eksotis. Keindahan bawah laut pantai ini juga menjadi daya tarik sendiri bagi pengunjung.
Makanan Tradisional Khas Dari Aceh'

1. Mie Aceh

Mie Aceh, satu jenis kuliner yang menggoda dari Aceh, dapat dicicipi dengan dua cara, yakni di goreng atau direbus alias menggunakan kuah. Untuk rasa bisa memilih sendiri, apakah ingin pedas atau tidak. Sebagai variasi bisa meggunakan kepiting, daging atau seafood. Variasi inilah yang nanti menentukan nama mienya.








2. Kuah Pliek U



Kuah Pliek 'U adalah makan aceh yang sangat populer dengan campuran berbagai rasa dan kaya akan vitamin serta zat-zat yang bisa meningkatkan gairah dan kekebalan tubuh. 

Selain itu juga Kuah Pliek 'U juga merupakan makanan yang melambangkan kekerabatan dan keanekaragaman dalam masyarakat Aceh yang dapat disatukan dalam satu kuali, sehingga mengasilkan rasa yang unik dan digemari oleh seluruh masyarakat di luruh dunia. kuah Pliek 'U juga merupakan media memperkenalkan hasil alam Aceh yang begitu kaya akan jenis sayurnya sehingga dengan menyantap kuah Piek 'U berarti kita telah menyantap seluruh sayuran yang ada di Aceh. Masakan ini wajib dimakan, karena pergi ke Aceh tanpa makan Kuah Pliek 'U, sama seperti belum pergi ke Aceh. Masakan ini sangat mudah didapatkan, 90% rumah makan di Aceh pasti menyediakan Kuah Pliek 'U



3. Kuah Masam Keu-eung
Masakan Asam Pedas adalah masakan yang ada hampir diseluruh Indonesia, bahkan Asia Tenggara dengan nama bermacam-macam. Di Aceh Masakan ini bernama Asam Keueung atau Masam Keueung yang arti secara harfiah adalah Masam Pedas.






4. Martabak Aceh

Martabak ini adalah martabak khas Aceh yang berbeda dari martabak yang biasa kita kenal. Bagaimana dengan cita rasa makanannya? Martabaknya tentu berbeda dengan martabak yang biasa kita temui.
Dengan bahan dasar roti Cane, Sedangkan martabaknya sepintas mirip dengan telor dadar biasa, tapi ketika digigit baru terasa perbedaannya. Martabak ini menggunakan roti cane sebagai "kulitnya", dan dengan rasa yang gurih dan sedikit pedas.





5. Kue Adee

Kue tradisional sejenis bingkang manis ini, hanya bisa ditemui di Aceh, khususnya di kawasan kabupaten Pidie Jaya. Namanya pun tak susah untuk dilafal, yakni Adee.
Adee merupakan jenis kue bertekstur lembut, legit, dan manisnya berasal dari gula asli. Sepintas kue ini mirip dengan bingkang. Adee bisa menjadi paduan enak saat menyeruput segelas kopi atau teh. Juga bisa menjadi hidangan istimewa untuk menjamu tamu. Atau pun sebagai oleh-oleh untuk teman dan kerabat di luar kota.



Kebudayaan Aceh


Rumah Adat

Rumah adat yang dimiliki Suku Aceh dinamakan Krong Bade. Ciri khas dari rumah ini adalah bentknya yang panggung dengan jarak lantai 2,5 – 3 meter dari atas tanah. Bangunan ini dibangun menggunakan bahan kayu secara keseluruhan, mulai dari atap, lantai hingga beberapa ornamen-ornamen yang dihias pada dinding-dinding. Sementara atapnya terbuat dari anyaman daun enau. Keunikan dari rumah adat aceh ini adalah dari segi fungsinya. Bagian kolong rumah (ruang luas di sela-sela panggung) difungsikan sebagai tempat untuk menyimpan persediaan makanan. Sementara pada bagian atas, atau ruangan rumah difungsikan sebagai tempat untuk menerima tamu, bermusyawarah, dan digunakan untuk beristirahat dengan pembagian-pembagian ruangan tertentu.

Pakaian Adat

Untuk pakaian laki-laki, mereka mengenakan  perpaduan pakaian antara baju Meukasah dengan celana Cekak Musang. Baju Meukasah merupakan pakaian berwarna hitam lengkap dengan pernik-pernik berwarna kuning keemasan. Sementara Cekak Musang merupakan jenis celana yang longgar dan panjang yang erat sekali dengan nilai-nilai melayu dan Islam.


Tarian Adat

Salah satu tarian adat yang cukup terkenal adalah Tari  Seudati. Tarian ini berupa gerakan yang enerjik, khas, serta lugas dengan mengandalkan gerakan tangan dan kaki. Tangan dan kaki yang dilakukan dengan sangat lincah dan cepat, sehingga menghasilkan gerakan-gerakan yang berirama dan harmonis. 
Tarian Tradisional yang Berasal Dari Aceh:

  • Tari Saman.
  • Tari Laweut Aceh.
  • Tari Tarek Pukat.
  • Tari Bines.
  • Tari Didong.
  • Rapai Geleng.
  • Tari Ula ula lembing.
  • Tari Ratoh Duek Aceh.
  • Tari Pho.

Senjata Tradisonal

Rencong. Senjata ini mirip dengan keris yang dulu dipakai oleh Suku Aceh pada masa  Kesultanan Aceh. Terdapat berbagai jenis senjata Rencong, seperti Renconng Meupucok, Rencong Meukuree, Rencong Meucugek, dan Rencong Pudoi. Selain Rencong, Aceh juga memiliki senjata tradisional lainnya seperti Siwah dan juga Peudeung.

Suku Adat Aceh


Aceh terdiri dari berbagai suku dan marga yang mendiami tempat ini. Seperti Suku Aceh, Suku Alas, Suku Tamiang, Suku Gayo, Suku Ulu, Suku Singkil, Suku Simelu, Suku Jamee, Suku Ulet dan lain sebagainya. Berbagai suku yang mendiami Aceh ini hidup secara berdampingan dan mewarnai keindahan corak budaya yang ada di Aceh tersebut.

10 Suku di Aceh:

  • Suku Gayo.
  • Suku Aneuk Jamee.
  • Suku Singkil.
  • Suku Alas.
  • Suku Tamiang.
  • Suku Kluet.
  • Suku Devayan.
  • Suku Sigulai.
  • Suku Batak Pakpak.
  • Suku Haloban.

Bahasa Daerah Aceh

Aceh sendiri mempunyai beberapa bahasa daerah yang biasa digunakan sebagai bahasa keseharian seperti Bahasa Aceh, Bahasa Gayo, Bahasa Alas dan sebagainya.

Lagu Daerah Aceh

Tidak lengkap rasanya mengenal kebudayaan Aceh sebelum mengetahui lagu daerah yang menjadi kesenian Aceh ini. Aceh mempunyai beberapa lagu daerah yang nyaman didengarkan sebagai teman bersantai seperti Bungong Jeumpo dan Piso Surit.

Macam macam lagu daerah Aceh:

  • Bungong Jeumpa.
  • Tawar Sedenge.
  • Aceh Lon Sayang.
  • Aneuk Yatim.
  • Sepakat Segenap.
  • Lembah Alas.

Oleh-Oleh Khas Aceh

1. kopi aceh









2. kue Bhoi






3. Songket Aceh







4. Bakpia Aceh







Museum Tsunami Aceh

Tahun 2004 silam Aceh berduka. Tsunami datang merenggut segalanya dari Aceh. Tempat tinggal, keluarga, kekayaan alam, dan banyak lagi. Yang tersisa hanyalah puing-puing kerusakan dan kenangan pahit yang tak mungkin mudah dilupakan begitu saja oleh para korban yang selamat. Tahun demi tahun terlewati dan kini Aceh telah bangkit kembali. Mereka bahkan bangkit menjadi lebih kuat dan bertekad untuk tidak melupakan bencana besar tersebut. 
Dari sanalah terlahir sebuah bangunan megah yang akan jadi pengingat betapa dahsyatnya tsunami kala itu. Museum Tsunami Aceh, tempat di mana nama para korban tewas diukir sekaligus menjadi tempat di mana para wisatawan bisa merasakan saat detik-detik tsunami datang. 
Museum ini merupakan sebuah bangunan bersejarah bagi warga Aceh. Siapapun yang datang ke museum ini pasti akan merasakan nuansa seram dan mencekam. Namun demikian ada banyak hal yang belum diketahui wisatawan tentang Museum Tsunami Aceh ini. Seperti misalnya:

1. Museum Tsunami Aceh memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk merasakan suasana mencekam saat tsunami datang


museum tsunami aceh

Saat memasuki area Museum Tsunami Aceh, wisatawan akan melewati sebuah lorong gelap dan dingin bernama Space of Fear. Diiringi suara gemuruh air dan juga percikan air yang akan membuat sebagian tubuh basah. Pelan tapi pasti badan mulai merinding dan terasa mencekam. Maka inilah yang dirasakan para korban bencana tsunami saat tubuh mereka tergulung ombak. 
Di lorong sempit ini wisatawan akan diajak merasakan suasana saat tsunami datang. Agar tidak terlalu basah kuyup, maka sebaiknya sebelum masuk wisatawan mengenakan topi atau penutup kepala terlebih dahulu. Keluar dari lorong gelap ini wisatawan akan langsung disajikan foto-foto korban tsunami serta potret saat proses evakuasi berlangsung.

2. Menggambarkan sebuah proses kebangkitan yang panjang para korban tsunami


museum tsunami aceh
Di dalam Museum Tsunami Aceh ini terdapat beberapa ruangan yang masing-masing menceritakan sebuah proses para korban dalam menjalani musibah tsunami. Seperti misalnya salah satunya “Ruang Penentuan Nasib” atau “Fighting Room”, sering disebut juga The Light of God. Di ruang ini terdapat sebuah corong semi gelap dan meninggi dengan puncak bertulis lafadz Allah. Ruangan ini menggambarkan perjuangan para korban tsunami yang berusaha keluar dari suasana mencekam bencana tsunami. 
Setelah lepas dari suasana mencekam maka wisatawan akan masuk dalam ruangan Jembatan Harapan (Hope Bridge). Di area ini dipasang bendera dari 52 negara yang telah memberikan bantuan bagi para korban tsunami. Di jembatan ini juga wisatawan akan merasakan sensasi melewati gelombang tsunami yang lebih tinggi. Di sini wisatawan juga bisa menyaksikan film pendek berdurasi 15 menit yang menceritakan tsunami mulai dari gempa terjadi, saat tsunami terjadi hingga saat pertolongan datang.

3. Museum dibangun dengan dasar rumah panggung Aceh dan beratap ¨gelombang laut¨


museum tsunami aceh
Sekilas bangunan museum yang dirancang oleh Ridwan Kamil ini terkesan sangat megah dan modern. Namun sebetulnya desain dasarnya mengambil bentuk rumah panggung Aceh atau Rumoh Aceh. Desain ini terlihat pada lantai dasar museum yang dibuat mirip dengan rumah panggung. Dalam desain bangunan museum ini juga diselipkan berbagai unsur Aceh yang notabene wilayah berhukum Islam, juga bencana tsunami ditahun 2004. 
Penerapan unsur tsunami salah satunya tampak pada bentuk atap museum yang menyerupai gelombang laut. Cantik dan indah, namun hal ini mengingatkan setiap wisatawan yang datang akan bencana tsunami yang dahsyat kala itu. 

4. Terdapat sebuah ruang yang berukir nama-nama korban tewas akibat tsunami


museum tsunami aceh
Ridwan Kamil ternyata juga membuat sebuah ruang khusus untuk mengenang para korban yang tewas saat bencana tsunami tahun 2004 silam terjadi. Di ruang ini semua nama korban tewas diukir di dinding dan di bagian ujung atas dituliskan lafadz Allah. Ruang ini diberi nama Space of Sorrow atau Sumur Doa. Mungkin ditujukan agar para wisatawan yang datang mau menyempatkan waktu sebentar untuk mengirim doa pada para korban. 
Meski terlihat indah namun ruang ini cukup mengerikan. Di mana wisatawan akan diajak membayangkan betapa banyaknya korban yang tewas saat itu.

5. Tak hanya sebagai museum, bangunan ini juga berfungsi sebagai tempat perlindungan dari ancaman tsunami


museum tsunami aceh
Museum yang kini menjadi salah satu wisata paling ramai di Banda Aceh ini ternyata memiliki fungsi lain. Museum Tsunami Aceh didesain khusus agar bisa dijadikan sebagai tempat mengamankan diri saat ancaman tsunami datang. Tak heran jika museum ini juga sering disebut dengan ‘Rumoh Aceh Escape Hill’. Di area dekat museum dibangun taman berbentuk bukit yang diharapkan bisa mencegah gelombang air laut. 
Atap museum juga sengaja dibuat landai agar nantinya bisa menampung para penduduk. Sehingga saat ancaman tsunami datang lagi setidaknya jumlah korban dapat diminimalisir. 

6. Jarang yang tahu bahwa bangunan museum ini memiliki dua makna filosofi sekaligus


museum tsunami aceh
Tujuan dibangunnya museum tsunami tentu untuk menjadi pengingat akan terjadinya sebuah tragedi besar di Aceh. Namun sebetulnya desain bangunan museum ini memiliki dua makna. Jika dilihat dari atas bangunan ini menggambarkan gelombang laut yang telah meluluhlantakkan Aceh. Namun jika diperhatikan dengan seksama, dari samping bangunan museum ini justru menggambarkan sesuatu yang berbeda. Bangunan ini jika dilihat dari samping menyerupai kapal penyelamat dengan geladak yang luas.